7/27/2020

Her (2013) oleh Spike Jonze: Mengenai Cinta dan Hubungan Romantis di Era Kesejagatan



Film Her merupakan sebuah film bergenre drama, romansa, dan fiksi ilmiah yang ditulis dan disutradarai oleh Spike Jonze dan diperankan oleh beberapa aktor ternama seperti Joaquin Phoenix, Amy Adams, Scarlett Johansson, dan Rooney Mara. Terlepas dari aktor pemainnya, film Her mendapatkan reaksi luar biasa dan mendapatkan perhatian masif dari audiens. Seperti melalui laman IMDB, film Her mendapatkan penilaian sebesar 8 dari 10 bintang. Her berkisah mengenai seorang pria bernama Theodore (Joaquin Phoenix) yang jatuh cinta dengan sebuah sistem operasi bernama Samantha. Terdengar seperti aneh, namun perlu diingat ini memang merupakan sebuah film fiksi ilmiah. Menariknya dari poin ini, film ini dilabeli sebagai film fiksi ilmiah ketika ditayangkan, yaitu pada tahun 2013. Akan tetapi menonton film ini dengan pengetahuan dan konteks pada tahun 2020 (atau sekitaran tahun itu), film ini saya rasa sudah melampaui label fiksi yang diberikan, alias sebagian besar konsep yang disuguhkan memang sudah menjadi bagian kehidupan nyata di era ini, yaitu sebuah konsep mengenai pengaruh teknologi terhadap kehidupan manusia modern hingga menyentuh aspek personal masing-masing individu, seperti kehidupan percintaan. 

Penggambaran konsep cinta dan lika-liku hubungan percintaan menjadi poin dominan yang ingin diperlihatkan dalam film Her, terutama melalui aspek naratif film yaitu tokoh Theodore dan beberapa hubungan romantis yang pernah ia jalani.

Sepanjang film, diperlihatkan bahwa Theodore menjalin hubungan dengan tiga wanita yaitu, (1) Catherine, (akan menjadi) mantan istrinya, (2) Samantha, (3) pasangan kencan buta Theodore. 

Hidup di era kesejagatan ini ditandai dengan salah satunya berkembang pesatnya teknologi. Kehidupan manusia modern yang tidak dapat lepas dari teknologi memunculkan pergeseran cara pandang dan kultur mengenai cinta dan hubungan romantis yang terjalin antarindividu pada masa ini. Berbicara mengenai pergeseran atau perubahan berarti menunjukkan adanya sesuatu yang dianggap ‘lama’ dan ‘lebih baru’. Dalam film Her, hubungan romantis sebagai manifestasi cinta juga diperlihatkan menjadi model hubungan konvensional dan model hubungan yang lebih modern. Hubungan antara Theodore dan Catherine yang terikat oleh institusi pernikahan merupakan model hubungan old-school, jatuh cinta dengan teman yang ia Herkenal lama dan baik, kemudian meresmikan cinta mereka dengan sebuah janji pernikahan. Kisah Theodore dan Catherine merupakan kisah cinta klasik yang sering kita dengar dari generasi orangtua atau kakek-nenek kita. Di sisi lain hubungan Theodore dan Samantha menjadi model percintaan yang lebih modern dan sepertinya memang lebih relevan dengan realitas generasi kita sekarang. Sebuah konsep jatuh cinta dengan seseorang yang secara teknis Theodore tidak kenal dan berkomunikasi lebih intensif melalui pesan, telepon, atau video call hingga akhirnya tumbuh afeksi dan simpati di antara keduanya. 

Terbiasa dengan bentuk interaksi tidak langsung seperti ini menciptakan sebuah ilusi. Entah itu ilusi bahwa kita memang bertemu langsung, berada di satu ruangan yang sama, atau mungkin ilusi mengenai seseorang.  dalam hal ini menggugah mengenai gagasan jatuh cinta dengan ilusi atau fantasi mengenai seseorang yang sempurna. Terlebih ketika memang tidak adanya interaksi empat mata, seperti yang terjadi oleh Theodore. Theodore diperlihatkan di awal bahwa ia belum bisa move on dari Catherine dan masih mencintainya. Namun, terdapat kemungkinan bahwa Theodore bukan masih mencintai diri Catherine sebenarnya tapi hanya mencintai Catherine yang hidup di dalam memorinya, sosok Catherine yang sempurna. Hal ini ditunjukkan melalui visualisasi, munculnya sekuen-sekuen kilas balik Theodore mengenai Catherine yang semuanya terlihat bahagia sampai pada akhirnya Theodore bertemu langsung dengannya setelah sekian lama. Pada titik ini baru kemudian muncul kilas balik dari sisi Catherine yang tidak bahagia dan tidak sempurna. Begitu juga ketika fantasi mengenai Samantha yang menjadi kenyataan. Ketika Samantha meminta bantuan badan perantara yang berujung pada konflik di antara keduanya. Ini menunjukkan bahwa fantasi kesempurnaan atau idealisasi seseorang memang hanya ada di otak dan pikiran kita. 

Dalam model hubungan yang lebih modern juga menawarkan aspek-aspek yang pasti ditemui dalam semua hubungan romantis yaitu, afeksi dan pengertian hingga ke level personal namun dengan memberikan pilihan kelonggaran dalam aspek komitmen. Poin komitmen juga tidak lepas menjadi sebuah sorotan yang diangkat dalam film untuk mengelaborasi apa itu cinta. Cinta dan permasalahan komitmen terus menerus keluar ke permukaan untuk Theodore pecahkan. Ketiga hubungan yang dijalaninya, Theodore selalu dihadapkan dengannya. Komitmen dalam percintaan diperlihatkan sebagai sesuatu yang mengekang. Itu sebabnya Theodore lebih memilih untuk menjalin kasih dengan Samantha, karena ia menganggap bahwa tidak akan ada komitmen di dalam hubungan tersebut. Permasalahannya adalah di setiap hubungan pasti akan selalu ada komitmen entah itu eksplisit seperti dalam hubungannya dengan Catherine atau ketika dengan blind-date Theodore dan implisit seperti ketika ia bersama Samantha. Perbedaanya ketika bersama Samantha ia merasa tidak ada komitmen hingga pada suatu saat ia mempertanyakan komitmen Samantha. Ketika Theodore menyadari bahwa Samantha tidak hanya berinteraksi dengan dirinya seorang. Lagi-lagi dari tokoh Theodore, ini memperlihatkan realitas percintaan modern yang ingin ‘tidak terbelenggu’ dalam sebuah hubungan. 

Pada akhirnya diskusi mengenai definisi cinta yang berusaha digali oleh film Her menggantung seperti ending  film ini sendiri. Dalam artian, diskusi tentang definisi cinta tidak akan ada habisnya karena masing-masing individu memiliki definisinya masing-masing. 

**In English soon.....



No comments:

Post a Comment